Assalamu'alaikuuuuuummmmm...,,,,, bagaimana dengan ibadah puasanya pemirsa??? hehehhee... pastinya lebih dan lebih bersemangat lagi kan, apalagi bulan yang penuh ampunan dan keberkahan ini akan segera meninggalkan kitaa..,,, :'( (jadi sedih rasanya)
Bulan suci ini akan meninggalkan kita, bagaimana dengan amal ibadah yang dijalankan oleh kawan-kawan sekalian? masih ingin diperbanyak lagi? Tenang kawan-kawan, ternyata kita masih bisa memperlipat-gandakan amal ibadah dan mendapatkan ampunan dariNya yang dapat membuat kita kembali Fitrah lagi dengan bersungguh-sungguh memohon ampun kepadaNya. Karena dengan segala kemurahanNya, Allah SWT menurunkan malam yang sangat mulia melebihi 1000 bulan. Malam apakah itu? YUPSS, malam LAILATUL QADR. Kali ini saya akan sharing tentang malam yang sangat mulia tersebut.
Malam Lailatul Qadar
adalah malam mulia yang nilainya lebih baik daripada 1.000 bulan (30.000x malam
biasa).
“Sesungguhnya
Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan.
Dan tahukah kamu apakah
malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
Pada malam itu turun
malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur
segala urusan.
Malam itu
(penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” [QS Al Qadar: 1 - 5]
ü Asbabun
Nuzul (Sebab-sebab turunnya ayat Al Qur’an) di atas adalah:
Dalam suatu riwayat
dikemukakan bahwa Rasulullah SAW pernah menyebut-nyebut seorang Bani Israil
yang berjuang fisabilillah menggunakan senjatanya selama seribu bulan terus
menerus. Kaum muslimin mengagumi perjuangan orang tersebut. Maka Allah
menurunkan ayat ini (QS. Al Qadr: 1-3) yang menegaskan bahwa satu malam
lailatul qadr lebih baik daripada perjuangan Bani Israil selama seribu bulan
itu. (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan Al Wahidi, yang bersumber dari
Mujahid)
Dalam riwayat lain
dikemukakan bahwa di kalangan Bani Israil terdapat seorang laki-laki yang suka
beribadah malam hari hingga pagi dan berjuang memerangi musuh pada siang
harinya. Perbuatan itu dilakukannya selama seribu bulan. Maka Allah menurunkan
ayat ini (QS. Al Qadr : 1-3) yang menegaskan bahwa satu malam lailatul qadr
lebih baik daripada amal seribu bulan yang dilakukan oleh seorang laki-laki
dari Bani Israil tersebut. (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari
Mujahid).
Para sahabat kagum dan
iri karena lelaki Bani Israel tersebut selama 1.000 bulan (83 tahun 4 bulan)
selalu beribadah dan berjihad kepada Allah karena sejak lahir dia sudah berada
di atas agama yang lurus. Sedang para sahabat karena ajaran Islam baru
disyiarkan Nabi, banyak yang masuk Islam pada umur 40 tahun atau lebih.
Sehingga sisa waktu mereka hanya 20-30 tahun saja. Tak bisa menandingi ibadah
lelaki dari Bani Israel tersebut.
Karena itulah turun ayat
di atas. Jika ummat islam beribadah pada malam tersebut, niscaya pahalanya sama
dengan pahala 1000 bulan. Karena itu perbanyaklah shalat, dzikir, doa, membaca
Al Qur’an, bersedekah, dan berjihad di jalan Allah pada malam Lailatul Qadar.
Kapan Malam
Lailatul Qadar itu Terjadi?
Malam Lailatul Qadar
terjadi pada 1 malam ganjil pada 10 malam terakhir di bulan Ramadhan (malam ke
21, 23, 25, 27, atau 29):
Pendapat yang paling
kuat, terjadinya malam Lailatul Qadr itu pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan:
Aisyah r.a. berkata,
“Rasulullah ber’itikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, dan beliau
bersabda, ‘Carilah malam qadar pada malam ganjil dari sepuluh malam terakhir
dari bulan Ramadhan.” [HR Bukhari dan HR Muslim]
Jika berat mencari pada
10 malam terakhir, coba cari pada 7 malam terakhir:
Dari Ibnu Umar ra bahwa
beberapa shahabat Nabi SAW melihat lailatul qadr dalam mimpi tujuh malam
terakhir, maka barangsiapa mencarinya hendaknya ia mencari pada tujuh malam
terakhir.” Muttafaq Alaihi.
Kenapa mencari malam
Lailatul Qadar pada 10 atau 7 hari terakhir (ganjil/genap)? Kenapa tidak 5 hari
ganjil yang terakhir saja? Saat ini banyak kelompok masih berbeda penetapan 1
Ramadhan. Ada yang misalnya tanggal 1 bulan X Masehi. Ada pula yang tanggal 2.
Jadi tidak jelas mana yang ganjil dan yang genap. Lebih aman kita tetap giat di
10 malam terakhir entah itu ganjil/genap.
Dari Muawiyah Ibnu Abu
Sufyan ra bahwa Nabi SAW bersabda tentang lailatul qadar: “Malam dua puluh
tujuh.” [Abu Daud]
Ibnu Abbas r.a.
mengatakan bahwa Nabi saw bersabda, “Carilah Lailatul Qadar pada malam sepuluh
yang terakhir dari (bulan) Ramadhan. Lailatul Qadar itu pada sembilan hari yang
masih tersisa, tujuh yang masih tersisa, dan lima yang masih tersisa.” [HR
Bukhari]
Apa Tanda-tanda
Malam Lailatul Qadar?
Dari Ubay ra, ia berkata:
Rasulullah SAW bersabda (yang artinya), “Pagi hari malam Lailatul Qadar,
matahari terbit tanpa sinar menyilaukan, seperti bejana hingga
meninggi.” (HR Muslim 762).
Dari Abu Hurairah, ia
berkata: Kami menyebutkan malam Lailatul Qadar di sisi Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam beliau bersabda (yang artinya), “Siapa di antara kalian
yang ingat ketika terbit bulan, seperti syiqi jafnah (setengah
bejana).” (HR Muslim 1170)
Dan dari Ibnu Abbas ra,
ia berkata: Rasulullah SAW bersabda (yang artinya), “(Malam) Lailatul
Qadar adalah malam yang indah, cerah, tidak panas dan tidak juga dingin, (dan)
keesokan harinya cahaya sinar mataharinya melemah kemerah-merahan.” (HR
Thayalisi (349), Ibnu Khuzaimah (3/231), Bazzar (1/486), sanadnya hasan).
dari Watsilah bin
al-Asqo’ dari Rasulullah SAW:
“Lailatul qadar adalah
malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan,
tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan
bintang (lemparan meteor bagi setan)” (HR. at-Thobroni dalam al-Mu’jam al-Kabir
22/59 dengan sanad hasan)
Bagaimana Cara
Mengisi Malam Lailatul Qadar?
Nabi Muhammad ber-i’tikaf
(tinggal di masjid) pada 10 malam terakhir:
Aisyah r.a. berkata,
“Nabi apabila telah masuk sepuluh malam (yang akhir dari bulan Ramadhan) beliau
mengikat sarung beliau, menghidupkan malam, dan membangunkan istri beliau.” [HR
Bukhari]
Di masjid beliau shalat
wajib dan sunnah, membaca Al Qur’an, berzikir, berdo’a, dan sebagainya.
Nabi biasa melakukan
shalat sunnat malam (Tarawih) pada bulan Ramadhan:
Abu Hurairah r.a.
mengatakan bahwa Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang mendirikan (shalat
malam) Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni
dosanya yang telah lampau.” [Hr Bukhari]
Doa Malam
Lailatul Qadar:
Dari ‘Aisyah ra bahwa dia
bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana jika aku tahu suatu malam dari lailatul qadr,
apa yang harus aku baca pada malam tersebut? Beliau bersabda: “bacalah:
(artinya: Ya Allah,
sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, Engkau menyukai ampunan, maka ampunilah
aku).” Riwayat Imam Lima selain Abu Dawud.
Ciri-ciri Orang
yang Mendapat Malam Lailatul Qadar
Ciri-ciri dari orang yang
mendapat Malam Lailatul Qadar adalah dia ibadahnya lebih rajin daripada
sebelumnya. Dia jadi lebih rajin shalat, puasa, sedekah, dsb.
Tidak berani mengerjakan
hal-hal yang maksiat. Tidak mungkin dia mabuk-mabukan, berjudi, atau pun
berpacaran/mendekati zina.
Betapa Maha Adil-nya Allah SWT yang menurunkan malam yang sangat mulia tersebut. Seperti yang kita ketahui, orang-orang pada zaman dahulu dapat hidup lama berkisar ratusan hingga 1000 tahun yang berarti mereka dapat beribadah dan mengumpulkan amal sebanyak-banyaknya. Manusia zaman sekarang rata-rata hanya dapat hidup hingga 7O atau 80 tahun bahkan kurang dari itu, sehingga untuk menyamai banyaknya bekal kita dengan orang-orang terdahulu mungkin tidak dapat sama. Dengan adanya malam LAILATUL QADR, maka umat muslim seperti melakukan ibadah selama 1000 bulan yang sama dengan 83 tahun 4 bulan. SUBHANALLAH...
Coba bayangkan kawan-kawan, bagaimana jika kita mendapati malam tersebut hingga 10 kali bulan Ramadhan, bisa dibayangkan gak berapa lama kita telah melakukan beribadah? yang pastinya sangat sangat banyak. ALLAHUAKBAR!!!!
Mari kawan-kawan, jangan lewatkan kesempatan ini dan tidak henti-hentinya memohon ampun kepadaNya, karena datangnya ajal kita tak akan ada yang mengetahuinya.
WALLAHU'ALAM...